Kategori: fakta dan sejarah
-
Tár: sebuah kritik pedas terhadap industri musik klasik Barat modern?
Tulisan kali ini mengajak para penonton film yang sedang hangat dibicarakan, Tár, untuk membaca permukaan dunia musik klasik Barat modern terutama dunia conducting. Tulisan ini ditujukan untuk pembaca yang masih tergolong baru di dalam dunia musik klasik Barat modern. Banyak petikan-petikan informasi maupun nama-nama tokoh yang disinggung di dalam film ini yang mungkin cenderung asing…
-
Musik tidak pasti
Pada 26 Januari 1950, New York Philharmonic dibawah baton Dimitri Mitropoulos menggelar konser yang membawakan musik oleh Anton Webern – Symphony, op. 21. Setelah kelar mempertunjukkan karya tersebut, orkestra tersebut lalu memainkan karya Sergei Rachmaninoff – Symphonic Dances. Seorang komponis muda berusia 24 tahun bernama Morton Feldman, keluar dari gedung pertunjukan orkes tersebut ketika karya…
-
Konduktor dan mixing engineer: persamaan dan perbedaannya
Tulisan kali ini bertujuan untuk menelaah profesi konduktor atau dirigen dalam konteks profesinya di Indonesia. Sebelum terjun, mari kita baca sedikit tentang sejarah profesi ini. Conducting didefinisikan sebagai “seni memimpin sebuah pertunjukan yang terdiri dari beberapa musisi atau penyanyi dengan menggunakan gesture.” (Grove, 1922). Tugas utama seorang konduktor atau dirigen adalah untuk menginterpretasikan sebuah score…
-
Radio Philharmonisch Orkest (1948-50) di Jakarta: sebuah upaya terakhir kekuasaan Belanda di Indonesia melalui kebudayaan atau kesempatan Indonesia untuk mengukir rupa masa depan musik seni?
Orkes simfoni atau orkestra di Indonesia memiliki sejarah yang panjang meliputi permasalahan pergeseran ideologi kebudayaan, strata sosial dan kebijakan politik kolonial Belanda. Kini pada tahun 2023 kita sudah bisa menikmati sajian-sajian musik orkestra secara langsung tidak melewati perangkat telefon genggam, komputer maupun kaset. Di setiap kota di Indonesia kini memiliki orkestra yang digagas oleh pelaku…
-
Anesthetize oleh Porcupine Tree: paradox budaya populer dan “serius”
Anesthetize, track ketiga dari album studio ke-9 Porcupine Tree ini tidak bisa dianggap remeh dan hanya dijadikan musik latar belakang teman scrolling medsos. Sulit untuk menyebutnya sebagai “lagu” karena prinsip “lagu” di dalam konteks bentuk kearsitekturan musik jauh terlalu sederhana untuk karya berdurasi kurang lebih 18 menit ini. Untuk menghindari kebingungan terminologi, kita akan merujuknya…
-
The incredible growth of Western classical music students in Yogyakarta
Western classical music is not from Indonesia. The access to Western classical music today in this archipelago is thanks to the wide options offered by the algorithm of the internet. The experience of hearing live sounds produced by trained classical musicians on stage has already embarked since decades ago. The quality? Not bad at all…
-
Kinanthie Sandoong: sebuah karya (musik) senjata dekolonisasi Ki Hadjar Dewantara
Gamelan di masa upaya kolonial Belanda terhadap Nusantara menjadi senjata “peperangan” politis kultural antara masyarakat pribumi dengan pemerintah kolonial. Gerakan nasionalisme dalam upaya dekolonisasi Indonesia sejak akhir abad ke-19 tidak hanya wujud di ruang intelektual dan politik. Namun juga di ruang budaya. Ki Hadjar Dewantara menyadari kekuatan musik yang bisa mejadi tombak perjuangan dan nasionalisme…
-
Karya musik terpanjang vs terpendek di sejarah dunia
Kreatifitas manusia itu tidak terbatas. Dari segala penjuru peradaban dari masing-masing era, ada saja yang berfikir lebih jauh dan “di luar kotak”. Musik yang berkaitan erat dengan waktu bisa menjadi arena kreatifitas untuk para pembuat musik. Max Richter (b. 1966), seorang komponis Inggris-Jerman membuat album konseptual yang diberi judul Sleep yang dirilis pada tahun 2015.…